Ornamen | Furnitur
Cuaca, Air, dan Rayap “Musuh” Kayu
Oleh Kevin
MATERI kayu tak mungkin dipisahkan dari sebuah bangunan. Mulai dari konstruksi bangunan hingga perabot. Memakai materi kayu memang menghadirkan kesan membumi dan natural.
Namun, kayu sangat sensitive terhadap perubahan cuaca dan serangan rayap. Apalagi, jika pengolahan kayu dan tata letaknya kurang matang justru mengakibatkan penampilan rumah tampak buruk. Agar kayu dapat berfungsi maksimal, beberapa hal perlu diperhatikan.
Kita mulai dengan memilih kayu yang tahan cuaca dan rayap. Jenis kayu yang memiliki criteria seperti ini adalah kayu jati, eboni, besi atau ulin, dammar laut, bangkirai, dan merbau. Pastikan pula kadar air yang terkandung dalam kayu serendah mungkin. Kandungan air yang tinggi menyebabkan kayu memuai, susut, bahkan retak.
Selanjutnya, melakukan proses finishing dan pelapisan dengan zat antirayap. Bila ingin memperoleh tekstur permukaan, pakailah pelitur atau vernis. Kita juga mengecatnya dengan cat kayu.
Untuk merawat furniture kayu tidak cukup hanya dengan mengelap atau membersihkan permukaannya. Dengan memerhatikan lingkungan tempat furniture kayu itu diletakkan, dapat menunjang furniture kayu berumur panjang.
Ancaman bagi furniture kayu juga datang dari rembesan atau tetesan air dari atap yang bocor. Hal ini bisa membuat warna perabot kayu berubah dan mengalami pelapukan. Untuk mencegahnya, pastikan tidak ada kebocoran di langit-langit atau dinding rumah.
Bila furniture kayu anda terbuat dari kayu melamin, sebaiknya jangan diletakkan dalam ruangan lembab, dingin, dan ber-AC. Hal ini menyebabkan warna cat tampak keputih-putihan setelah beberapa bulan.
Sebelum diolah menjadi furniture, kayu-kayu tersebut sebaiknya dioven (diawetkan) selama kurang lebih satu bulan. Cara ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan kayu agar tahan terhadap serangan rayap.
Untuk kayu jati, sebelum diolah menjadi furniture, sebaiknya direndam Lumpur selama enam bulan. Langkah ini dapat menghilangkan penyakit pada kayu.
No comments:
Post a Comment